Pemkab Kutim Dorong Hilirisasi Kakao, Tingkatkan Nilai Tambah dan Kesejahteraan Petani

Pemkab Kutim Dorong Hilirisasi Kakao, Tingkatkan Nilai Tambah dan Kesejahteraan Petani

Oleh Mzb27 • 17 November 2025

Bagikan Artikel Ini

ADVERTORIAL INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KUTIM

ISEKABAR.ID, ‎Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) terus memperkuat strategi pembangunan ekonomi berbasis sektor unggulan lokal.

‎Salah satu fokus utamanya adalah pengembangan hilirisasi kakao yang kini didorong menjadi komoditas bernilai tambah tinggi melalui industri pengolahan berbasis masyarakat.

 

Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, menegaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen menghadirkan model industri kakao yang inklusif dan mampu menciptakan lapangan kerja bagi warga sekitar.

“Hilirisasi kakao di Kutim diarahkan pada industri padat karya agar manfaat ekonominya bisa langsung dirasakan petani dan masyarakat,” Ujar Bupati.

 

Langkah ini sekaligus menjadi upaya Pemkab Kutim dalam memperkuat struktur ekonomi daerah agar tidak hanya bertumpu pada sektor pertambangan dan perkebunan skala besar.

 

Kakao sejak lama menjadi komoditas unggulan Kutai Timur. Produksinya masih stabil di kisaran 1.000–1.400 ton per tahun dan mengandalkan dua sentra utama yakni Kecamatan Karangan dan Busang.

 

‎Meski sebagian tanaman kakao telah berusia tua dan membutuhkan peremajaan, antusiasme petani untuk mengolah hasil panennya terus meningkat.

‎Bahkan, sejumlah kelompok tani sudah menghasilkan produk turunan kakao seperti serbuk minuman olahan, yang mendapat dukungan langsung dari pemerintah daerah.

 

‎Untuk mempercepat hilirisasi, Pemkab Kutim menyiapkan dukungan konkret melalui pembangunan hingga 10 unit pabrik pengolahan kakao skala kecil dan menengah. ‎Seluruh unit tersebut kelak dikelola oleh masyarakat atau kelompok tani.

 

Ardiansyah menekankan bahwa pemerintah sangat terbuka terhadap investor, namun memastikan setiap investasi wajib melibatkan petani lokal.

“Investor kami sambut baik, tetapi skemanya harus mengedepankan kemitraan dengan kelompok tani. Ini penting agar nilai tambah tidak hanya dinikmati industri, tetapi juga petani,” pungkasnya. (Adv/Kominfo/Kutim)

👁️ 365 kali dibaca

Tinggalkan Komentar