ISEKABAR.ID, Sangatta – Komitmen Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) untuk menghadirkan fasilitas pendidikan Islam berasrama yang berkualitas terus diwujudkan melalui dukungan penuh terhadap pembangunan Madrasah Boarding School (MBS) Muhammadiyah.
Melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim, pemerintah daerah secara bertahap mempercepat penyelesaian pembangunan MBS yang digadang menjadi salah satu sekolah Islam berasrama unggulan di wilayah tersebut.
Kepala Disdikbud Kutim, Mulyono, menyampaikan bahwa pembangunan MBS Muhammadiyah merupakan bagian dari upaya strategis pemerintah daerah dalam meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pendidikan berbasis karakter dan keislaman.
“Disdikbud Kutim berkomitmen untuk meneruskan dan melanjutkan pembangunan MBS Putra dan Putri Muhammadiyah supaya anak-anak kita dalam mondok nantinya itu lebih representatif dan lebih baik,” ujar Mulyono.
Pembangunan MBS Muhammadiyah dimulai dari peletakan batu pertama pada tahun lalu dan kini telah memasuki tahap konstruksi lanjutan.
Pada Tahap I, Disdikbud Kutim telah merealisasikan dukungan anggaran sebesar Rp1,8 miliar. Saat ini, pembangunan memasuki Tahap II yang tengah berjalan pada 2025, sebagai kelanjutan dari pengembangan fasilitas utama sekolah berasrama tersebut.
Mulyono menegaskan, jika masih diberikan amanah untuk memimpin Disdikbud dalam dua tahun ke depan, ia menargetkan penyelesaian master plan pembangunan MBS secara menyeluruh.
“Jika dalam dua tahun saya masih diberikan amanah memimpin Disdikbud, saya ingin menyelesaikan master plan pembangunan ini secara keseluruhan,” tegasnya.
Menurut Mulyono, kehadiran MBS Muhammadiyah akan menjadi nilai tambah bagi dunia pendidikan di Kutim. Sistem berasrama dinilai mampu membentuk karakter peserta didik secara lebih intensif, dengan lingkungan belajar yang tertata, disiplin, dan berorientasi pada pembiasaan akhlak mulia.
“Sekolah berasrama seperti MBS ini bukan hanya soal bangunan, tapi soal bagaimana kita membentuk generasi yang berkarakter, disiplin, dan memiliki dasar keagamaan yang kuat,” ungkapnya.
Sebagai bentuk keseriusan, Disdikbud Kutim juga mendorong Muhammadiyah untuk menyusun master plan pembangunan MBS yang kini menjadi acuan utama penyempurnaan fasilitas sekolah. Dokumen perencanaan tersebut menjadi dasar bagi pemerintah daerah dalam merumuskan tahapan dukungan anggaran dan pembangunan ke depan.
Mulyono meminta agar komunikasi dan koordinasi antara pengurus Muhammadiyah dan Disdikbud Kutim terus diperkuat.
“Harapan saya, pengurus Muhammadiyah jangan pernah sungkan-sungkan untuk komunikasi dan koordinasi dengan Dinas Pendidikan sehingga konsep pembangunan dalam master plan bisa kita selesaikan,” pesannya.
Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah daerah dan Muhammadiyah, Disdikbud Kutim optimistis MBS Muhammadiyah dapat segera beroperasi optimal sebagai sekolah Islam berasrama unggulan yang memberikan layanan pendidikan terbaik bagi putra-putri Kutai Timur.(Adv/Kominfo/Kutim)