Toleransi Jadi Kunci, Desa Swarga Bara Buktikan Hidup Rukun dalam Keberagaman

Toleransi Jadi Kunci, Desa Swarga Bara Buktikan Hidup Rukun dalam Keberagaman

Oleh mzb27 • 23 November 2025

Bagikan Artikel Ini

ADVERTORIAL KECAMATAN & DESA KUTIM

ISEKABAR.ID, Kutim - Berada di Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Desa Suwarga Bara dikenal sebagai contoh nyata kerukunan antarsuku dan agama. Keberagaman budaya yang terjalin harmonis membuat desa ini kerap disebut sebagai cerminan kecil dari Indonesia.

 

Kepala Desa Swarga Bara, Wahyuddin Usman, menyatakan sebutan itu muncul karena keberagaman masyarakatnya terjalin dengan sangat harmonis. Berbagai suku dan pemeluk agama dapat hidup berdampingan tanpa konflik yang berarti sejak desa ini didirikan pada tahun 1999.

 

“Kalau bicara Suwarga Bara, ini miniatur Indonesia. Semua suku ada di sini, tapi alhamdulillah sampai sekarang tidak pernah ada konflik,” ujarnya, saat ditemui di kantornya, Rabu (19/11/2025).

 

Ia menambahkan Desa Swarga Bara dihuni oleh warga yang berasal dari berbagai daerah, termasuk Jawa, Makassar, Banjar, hingga Bugis.

 

Keragaman tersebut tampak jelas dalam interaksi sosial warga, yang senantiasa menjaga toleransi dan menghargai perbedaan keyakinan serta tradisi budaya satu sama lain.

 

“Di sini, kami hidup berdampingan tanpa melihat asal-usul atau keyakinan. Semua saling menghormati dan membantu satu sama lain," tambahnya.

 

Selain itu, letak Swarga Bara yang dikelilingi oleh perusahaan besar seperti PT Kaltim Prima Coal (KPC) menjadikannya sebagai wilayah dengan aktivitas ekonomi tinggi.

 

Meskipun begitu, Wahyuddin tetap menegaskan bahwa pembangunan dan kemajuan tidak akan berarti tanpa adanya kerukunan dan nilai kekeluargaan di tengah masyarakat.

 

“Kami bangga dengan toleransi warga. Ini yang membuat desa kami aman dan nyaman untuk siapa pun,” katanya.

 

Di sisi lain, Wahyuddin menyampaikan bahwa pemerintah desa terus menumbuhkan semangat kebersamaan warga melalui beragam kegiatan sosial dan keagamaan yang melibatkan partisipasi seluruh elemen masyarakat di desanya.

 

"Kalau masyarakatnya kompak dan rukun, apa pun program pembangunan pasti bisa berjalan dengan baik,” pungkasnya. (Adv/Kominfo/Kutim)

👁️ 355 kali dibaca

Tinggalkan Komentar