ISEKABAR.ID, Sangatta - Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus mendorong diversifikasi ekonomi daerah melalui pengembangan sektor perkebunan non-sawit. Melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Pemkab kini menyiapkan studi kelayakan dan Investment Project Ready to Offer (IPRO) untuk dua komoditas unggulan, yakni kakao dan karet.
Kepala DPMPTSP Kutim, Dasarfani, mengatakan langkah ini merupakan upaya strategis memperkuat struktur ekonomi daerah agar tidak terlalu bergantung pada sektor kelapa sawit yang selama ini mendominasi.
“Kami ingin memperluas basis ekonomi daerah. Kakao dan karet memiliki potensi besar, baik dari sisi produksi maupun nilai tambah, jika dikembangkan secara terintegrasi,” ujarnya, Senin (10/11/2025).
Menurut Dasarfani, penyusunan IPRO akan menjadi fondasi penting untuk menarik investasi baru dan mendorong tumbuhnya industri pengolahan di Kutim. Kajian tersebut akan mencakup analisis potensi pasar, rantai pasok, serta peluang kemitraan antara petani dan investor.
“IPRO ini tidak hanya sekadar dokumen, tetapi juga langkah konkret agar ke depan ada pabrik atau fasilitas pengolahan yang berdiri di Kutim,” jelasnya.
Ia menambahkan, meskipun terdapat keterbatasan anggaran, pihaknya berkomitmen menyelesaikan kajian secara maksimal. DPMPTSP juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar proses investasi dapat berjalan lebih cepat dan efisien.
“Harapannya, pemerintah daerah dapat memberikan dukungan penuh karena sinergi antarinstansi dan dunia usaha sangat penting dalam menarik investor,” katanya.
Dasarfani menyebut, selain membuka lapangan kerja baru, pengembangan dua komoditas tersebut juga akan meningkatkan kesejahteraan petani lokal dan memperkuat kemandirian ekonomi berbasis potensi daerah.
“Dua komoditas ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutim. Dengan pendekatan yang tepat, kakao dan karet bisa menjadi kekuatan ekonomi baru setelah sawit,” pungkasnya. (Adv/Kominfo/Kutim)